Dalam jurnal yang berjudul “Sukses & Berhasil” secara jelas saya singgung bahwa yang terpenting bukan seberapa besar kesuksesan dan keberhasilan yang sudah kita raih, namun apa yang dapat kita lakukan dengan keberhasilan atau kesuksesan yang telah kita miliki tersebut. Hendaknya kesuksesan yang kita raih memiliki sebuah tujuan yang jelas dan memiliki motivasi yang benar. Dan jangan hanya karena ingin memenuhi hasrat ingin menjadi atau mendapatkan kesuksesan seperti orang lain miliki.
Jika saya boleh tambahkan tentang makna sebuah kesuksesan, seorang entertainer, Danny Thomas mengungkapkan “kita semua dilahirkan untuk sebuah alasan, namun tidak semua orang bisa menemukannya”. Sobat, sebuah kesuksesan atau keberhasilan dalam hidup tidak ada hubungannya dengan apa yang sudah kita dapatkan atau kita capai untuk diri kita sendiri. Kesuksesan adalah tentang apa yang dapat kita lakukan untuk orang lain.
Sesungguhnya kita hidup bukan dari apa yang telah kita terima, namun dari apa yang kita bisa berikan kepada sesama kita.
Memang perjalanan sukses tidak akan pernah terlihat sama satu orang dengan lainnya, karena gambaran kesuksesan tiap orang pun berbeda-beda. Namun prinsip yang berlaku dalam proses perjalanannnya tidak akan berubah. Karena prinsip tersebut relevan dan dapat diterapkan dimanapun dan kapanpun. Dan prinsip-prinsip tersebut yang membantu kita untuk mengetahui tujuan hidup kita. Karena menemukan sebuah tujuan hidup merupakan salah satu kesuksesan dalam hidup manusia.
Stewardship atau lebih dikenal dengan “pengelolaan” adalah sebuah skill / keahlian yang sama pentingnya dengan sebuah tujuan yang harus dimiliki oleh seseorang yang mau berjuang untuk meraih sebuah kesuksesan/ keberhasilan. Karena keahlian “stewardship” sangatlah berpengaruh terhadap proses yang kita jalani dalam membangun sebuah kesuksesan dan keberhasilan.
Dalam beberapa hari belakangan ini, saya terusik dengan salah satu kata-kata dari seseorang yang banyak menginspirasi saya lewat pengajaran dan nasehatnya. Beliau berkata “sesuatu yang saya tidak mengerti, akan diambil dari kehidupan saya”. Dan beliau memang secara jelas mengulang-ulang kata tersebut, yang biasanya diartikan bahwa pesan nasehat yang beliau katakan ini adalah “sebuah hal yang penting”. Dan akhirnya kata-kata tersebut membawa saya kepada sebuah perenungan pada jurnal kali ini.
Jika kita boleh amati di era zaman sekarang. Menjadi sebuah hal yang keren jika masih muda sudah memiliki “banyak” bisnis usaha yang digeluti, seakan-akan jumlah bisnis yang dimiliki menjadi ukuran patokan dari sebuah kesuksesan/ keberhasilan. Namun apakah benar tentang hal ini?
Sebenarnya bukan tentang soal banyak atau sedikitnya pencapaian/ bisnis/ berkat yang sudah kita miliki, namun secakap apakah kita untuk mengelola semua yang kita miliki dengan benar.
Lebih banyak orang ingin mendapatkan lebih banyak berkat/ ingin dipercayakan lebih besar namun tidak diimbangi dengan skill pengelolaaan yang baik. Kita tidak akan pernah mampu dipercayakan sesuatu yang besar jika kita tidak cukup untuk mengelola apa yang sudah ada di tangan kita. Dalam membangun studio desain grafis, saya belajar tentang “stewardship”. Saya menganggap Tuhan sebagai pemilik dari usaha desain saya, dan saya sebagai pengelolanya. Skill stewardship bukanlah sebuah skill yang mudah untuk dilakukan, tapi saya belajar untuk mau mempelajarinya hingga sekarang. Saya belajar untuk setia mengerjakan apa yang ada di tangan saya secara excellence. Saya belajar untuk mengelola apa yang sudah Tuhan percayakan kepada saya.
Dan saya mau membagikan beberapa hal kepada para sobat tentang hal-hal apa saja yang perlu kita kelola dalam kehidupan supaya kita berhasil dan sukses :
(1) Pikiran & Sikap
Dalam upaya membangun sebuah kesuksesan dibutuhkan kecakapan untuk mengelola pikiran kita. Memilih untuk berpikir positif atau negatif akan sangat mempengaruhi sikap apa yang akan kita ambil. Tujuan kita dalam kehidupan sebenarnya bukan hanya untuk berhasil/ sukses, namun mengejar “kedewasaan”. Menjadi dewasa dimulai dari sebuah pola pikir yang mau belajar dan bertanggung jawab atas hidup yang dimiliki. Oleh sebab itu kesuksesan sangat bergantung dari sebuah sikap yang dipengaruhi dari sebuah pola pikir. Tentunya untuk memiliki sebuah pola pikir yang benar, kita harus belajar dari sumber kebenaran, yaitu Firman Tuhan. Firman Tuhan telah banyak mengubah pola pikir saya dalam kehidupan. Saya diajar untuk memandang segala sesuatu, baik atau buruk dari kacamata/ cara pandang yang Tuhan miliki. Saya belajar untuk mengambil sebuah pelajaran yang positif di semua kondisi, walau kondisi yang ada bisa dikatakan kurang baik. Memang tidak mudah untuk dipraktekkan, karena membutuhkan sebuah kerendahan hati untuk selalu mau belajar dan mengerti setiap rencana yang Tuhan mau kita lakukan di dunia ini.
(2) Berkat/ Keuangan
Saya tergolong orang yang masih harus belajar banyak dalam pengelolaan di bidang keuangan/ berkat. Banyak orang meminta berkat, tapi tidak semua orang mampu untuk mengelola berkat. Berkat yang Tuhan berikan bukan untuk dihabiskan, namun seharusnya bisa dikelola dengan baik. Sehingga berkat tersebut tidak hanya bisa kita rasakan, tapi bisa dibagikan kepada orang lain. Tuhan mau kita menjadi pengelola yang baik. Karena Tuhan hanya percayakan sesuatu berkat yang besar kepada pengelola yang cakap.
Ada perenungan yang saya lakukan dalam hal pengelolaan berkat : Adalah sebuah hal yang baik jika Tuhan belum memberkati saya dalam keuangan yang berlimpah, karena saya masih belum bisa mengelola setiap berkatNya dengan baik. Jika seseorang tidak cakap mengelola berkat Tuhan (salah satunya adalah uang), maka seberapa uang/ berkat yang orang tersebut terima pastinya akan habis. Ada sebuah kutipan dari Robert Kiyosaki – seorang motivator, penulis buku dan pengusaha yang terkenal. Beliau berkata, “Bukan seberapa besar pendapatan yang kita miliki, namun seberapa banyak pendapatan yang dapat kita simpan/ investasikan”.
Tuhan mau diri kita tidak hanya bisa untuk meminta di berkati saja, namun dapat mengelola dengan benar, dan bukan untuk dihabis-habiskan demi memuaskan hasrat diri kita sendiri.
Seringkali kita lebih menginginkan diberkati secara lebih di banding menginginkan untuk belajar mengelola berkat itu sendiri. Bukankah sesuatu yang akan kita terima di dunia ini, nantinya akan kita pertanggung jawabkan kepada Sang Pemiliknya? Oleh sebab itu dibutuhkan kemampuan pengelolaan yang baik bagi kita sebagai pengelolanya.
(3) Waktu
Tidak hanya pikiran, sikap, dan keuangan yang perlu kita kelola dalam sebuah kehidupan. Waktu yang kita punyapun juga membutuhkan kecakapan untuk kita mengelolanya. Kita semua mendapatkan kesempatan memiliki waktu yang sama. Namun tidak semua orang mampu untuk mengelola waktu secara bijak. Dibutuhkan sikap yang matang dan bijak dalam mengelolanya.
Jika kita memiliki sebuah tujuan hidup yang jelas, maka kita tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu kita dengan melakukan sesuatu yang tidak membawa dampak yang berarti. Kita akan dengan mudah menggunakan waktu dengan bijak. Karena kita memiliki prioritas. Prioritas sangatlah penting dalam kehidupan yang kita jalani. Apa yang menjadi prioritas kita akan menentukan apa yang akan kita lakukan. Dan itu juga akan berpengaruh sebagai cerminan masa depan kita. Jika kita tidak memiliki prioritas dalam hidup, maka hidup kita akan di atur oleh prioritas orang lain. Dan hal ini yang akan membawa hidup kita menjadi tertekan.
Orang yang sukses adalah orang yang mengetahui prioritas dalam hidupnya.
Orang tersebut akan tahu mana yang penting atau tidak. Tahukah sobat, jika kita mampu untuk mengelola waktu yang kita punya, maka kita akan mudah untuk mengelola hidup kita. Untuk itulah mengelola waktu sangatlah berpengaruh dalam membangun kesuksesan/ keberhasilan seseorang.
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Efesus 5:15-17
Dengan memiliki manajemen waktu yang baik akan sangat membantu kita mengerjakan pekerjaan kita secara efisien. Tuhan mau kita bekerja tidak hanya sekedar untuk bekerja keras, namun juga harus bekerja secara cerdas. Dan itu bisa diartikan bekerja secara produktif. Produktif disini diartikan bukan bekerja sibuk hingga harus mengabaikan keluarga, kesehatan kita, namun memaksimalkan pekerjaan tanpa harus mengorbankan hal-hal yang lain. Tuhan mau kita diberkati dalam segala aspek di hidup kita. Bukan hanya di satu bagian saja.
Dan sebuah nasehat tentang “sesuatu yang saya tidak mengerti, akan diambil dari kehidupan saya” akhirnya membawa banyak pelajaran hidup yang berarti buat saya. Dalam kata-katanya tersebut dimaksudkan bahwa kita tidak bisa hanya cukup puas dengan apa yang sudah kita anggap “tahu” dalam kehidupan. Tidak hanya bisa sekedar “tahu” saja, namun kita harus benar-benar mengerti. Mengerti apa yang kita miliki, tujuan apa yang mau kita kejar. Kita harus “mengerti” nilai hidup yang kita pegang dan kita percayai. Tidak cukup untuk memiliki pengetahuan, dan karakter dalam membangun sebuah kesuksesan. Dibutuhkan banyak keahlian/ skill yang memadai, salah satunya adalah pengelolaan. Nasehat beliaulah inilah yang akhirnya membuat saya tidak berhenti untuk terus belajar, dan berlatih. Karena tanpa pengelolaan yang baik, apapun yang kita terima pastinya akan terbuang sia-sia. Dan Tuhan mau apa yang dititipkan kepada kita dapat kita kelola dengan benar dan dapat memberkati, supaya nama Tuhan dapat dipermuliakan melalui hidup kita.
Ada sebuah cerita yang saya alami dalam pekerjaan saya. Seringkali saya menginginkan untuk dipercaya dalam lingkup pekerjaan yang lebih besar. Namun akhirnya saya menyadari bahwa saya masih harus belajar banyak dalam segi mengelola pekerjaan, keuangan, dan banyak hal. Untuk itulah saya harus dengan setia mengerjakan apa yang sudah dipercayakanNya dengan baik, dan saya percaya suatu hari nanti jika saya mampu mengelola dan mengerjakan apa yang ada di tangan saya dengan baik, maka akan tiba saatnya saya akan dipercayakan untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih besar lagi. Hanya dengan “mendisiplikan diri” akan menjadikan saya untuk cakap mengelola apa yang ada. Tanpa mendisiplikan diri tentunya sulit bagi kita dapat menjadi pengelola yang baik. Apalagi saya tahu dan menyadari tugas saya di dunia ini, baik dalam pekerjaan dan hidup, saya hanya sebagai pengelola. Apa yang ada pada saya itu merupakan titipan/ pemberian Tuhan yang selayaknya saya harus jaga dan kelola. Dan saya menyakini bahwa sesuatu yang tidak bisa kita kelola, pasti suatu saat akan diambil dalam kehidupan kita. Jika kita tidak mampu mengelola uang, maka uang yang ada di tangan kita akan habis. Kita akan kehilangan waktu, jika kita tidak mampu mengelola waktu. Kita akan jatuh sakit, kalau kita tidak mampu mengelola kesehatan yang kita punya. Semua tergantung dari respon kita selanjutnya, apakah kita mau terus menjadi pengelolaNya yang baik atau tidak.
(4) Hubungan
Mengelola sebuah hubungan juga tidak kalah penting untuk kita pelajari dalam membangun sebuah kesuksesan. Apa artinya kita bisa sukses dalam pekerjaan kita kalau hubungan dalam keluarga mengalami kehancuran. Kita harus mampu menyeimbangkan antara membangun kesuksesan dalam pekerjaan dan membangun sebuah hubungan. Sebuah hubungan juga sangat berpengaruh dengan kesuksesan yang akan kita raih.
Selain mengelola sebuah hubungan dalam keluarga, kita juga harus cakap mengelola hubungan dengan teman, kerabat dan client kita. Dalam dunia kerja saya di kantor, saya selalu menganggap client sebagai salah satu partner kami. Kami tidak pernah menganggap atau membuat sebuah jarak antara client dan designer. Yang mana kami selalu berupaya melakukan pendekatan personal yang membuat alasan mengapa client nyaman untuk bekerja bersama kami. Terkadang saya harus mengurangi jam tidur saya demi mendengarkan curhatan client akan bisnisnya, namun itu sebagai sebuah hal yang membuat saya senang pada saat client boleh mempercayai saya untuk ikut ambil andil membantu mereka mencari solusi dari setiap masalah yang dihadapi. Selain itu pula, walau saya di design studio sebagai creative director, namun saya juga tidak mau membuat sebuah jarak terhadap desainer, illustrator yang bekerja sama dengan saya dalam membuat sebuah proyek bersama. Saya selalu mengusahakan untuk memiliki kondisi yang fun, dengan prinsip win-win solution pada setiap masalah yang kami hadapi bersama. Saya belajar dan terus berusaha bagaimana terus dapat membangun dan mengelola setiap hubungan yang saya jalin bersama keluarga dan kerabat.
Biarlah dari jurnal kali ini boleh banyak menginspirasi dan membawa pesan positif untuk sobat semua. Tuhan memberkati dan salam sukses!
1 reply to Stewardship
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.
Terkait